Sinopsis Film
Film Joy merupakan sebuah film bergenre drama komedi Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2016. Film in di sutradai oleh David O. Russell dan diproduseri oleh John Davis, Megan Ellison, Jonathan Gordon, Ken Mok dan David O. Russell. Naskah film ini ditulis oleh David O. Russell, sementara ceritanya ditulis oleh Annie Mumolo dan David O.
Film ini menceritakan tentang bagaimana seorang perempuan yang menghadapi banyak masalah di dalam hidupnya mampu menciptakan alat-produk yang membantu dan mempermudah jutaan umat manusia. Tokoh utama bernama Joy, dan dia memiliki beragam masalah yang seakan tidak ada celah. Mulai dari hubungan dirinya dengan mantan suaminya, bapaknya dengan ibunya, hingga masalah dengan saudara tirinya. Walaupun memiliki beragam masalah, Joy tetap semangat menjalaninya. Bahkan, ia mampu membuat inovasi untuk JMME kedepannya.
Idea Generation
Pengembangan produk baru dimulai dengan tahap ini. Idea generation dapat diartikan sebagai proses sistematik untuk mencari ide produk. Pada tahap ini, produk masih berupa ide yang dapat berasal dari dalam perusahaan (internal idea resources) atau pun dari luar perusahaan (external idea resources). Selain itu, idea generation dapat juga berasal dari crowdsourcing yaitu mengundang berbagai elemen untuk turut menyumbangkan ide bagi perusahaan.
Dalam film Joy, dijelaskan proses sang tokoh utama untuk melakukan tahap idea generation adalah melalui pengalaman yang ia alami sendiri. Pengalaman membersihkan kepala pel dengan tangan kosong, yang menyebabkan luka akibat ada pecahan botol, memberi sebuah ide untuk menciptakan pel yang tidak mengharuskan penggunanya untuk menyentuh kepala pel ketika membersihkan kepala pel.
Idea Screening
Tahap ini adalah tahap untuk mengetahui titik kuat dan titik lemah dari sebuah ide yang dihasilkan di tahap idea generation. Setelah mengetahui titik kuat dan titik lemah dari sebuah ide, dapat dianalisis dan dilakukan tindakan agar titik kuat dapat diperkuat dan titik lemah, diperbaiki ataupun dibuang.
Joy melakukan proses idea screening dengan menggambar produk pelnya di sebuah kertas secara sederhana, kemudian membayangkan jika pel tersebut benar-benar diwujudkan. Hasil penggambaran secara sederhana dan kemampuan Joy untuk membayangkan, dapat mencari titik kuat dan titik lemah dari pel yang akan ia ciptakan.
Concept Development and Testing
Tahap ini adalah tahap ini untuk menguji produk baru yang sudah dibuat melalui sekelompok konsumen yang sudah ditentukan untuk mencari tahu apakah konsep sudah memiliki daya tarik yang kuat bagi konsumen. Dalam film Joy, sang tokoh utama menguji coba pel yang ia buat dengan mencoba membuat satu pel dan ia uji coba di rumah nya dulu. Setelah berhasil di uji coba di rumahnya, ia baru berani untuk menjualnya kepada konsumen.
Marketing Strategy Development
Pada tahap initial marketing strategi, terdapat tiga tahap, yaitu target market, value preposition, dan rencana penjualan. Target pasar terlihat bahwa produk pel ini ditujukan kepada pengguna pel secara rutin yang dijelaskan oleh Joy ketika dia mengiklan di Kmart. Joy sempat mengatakan bahwa dia terbiasa dengan anaknya yang kerap menumpahkan jus di lantai. Secara tidak langsung, Joy sedang memposisikan diri sebagai konsumen yang dituju.
Di level kedua, terdapat value preposition, juga dibahas dalam level ini marketing budget. Berawal dari ide ketika Joy menumpahkan wine di kapal milik Trudy dan tangan Joy terkena kaca. Joy merasa bahwa mengepel adalah hal yang melelahkan dan membahayakan. Masalah tersebut membawa Joy untuk membuat produk yaitu pel dengan nilai yang luar biasa, yaitu membuat pel yang ringan, awet, dan aman. Meskipun tidak ditunjukkan di awal film, value ini terlihat ketika Joy menjelaskan kepada Niel.
Masih di level kedua, Joy merencanakan untuk menyerahkan segala produksi kepada Trudy, salah satu investor produknya. Tidak ada persiapan marketing budget di awal. Di perjuangannya, Joy akhirnya melakukan utang hipotek dua kali bahkan hingga menjaminkan rumahnya untuk memenuhi marketing budget dan melakukan iklan di televisi.
Di level ketiga, Joy tidak ada merencanakan penjualan secara pasti. Joy sangat yakin bahwa produknya akan sangat laris di pasaran ketika ditanyakan oleh Trudy karena produknya yang menyelesaikan masalah masyarakat.
Analisis bisnis
Di film ini, Joy kerap kali menyebutkan perbandingan produknya dengan produk pel biasa. Akan tetapi, Joy tidak menyebutkan apa yang menjadi dasar analisis mengapa Joy memberi harga sebesar $19,95. Ada momen sentimental yang terlihat dalam salah satu scene film, yaitu ketika Peggy meminta kenaikan harga atas pel dan Joy menolak karena ada pertimbangan tertentu.
Development product
Di awal Trudy ingin menginvestasikan produknya, Joy diminta untuk membuat produknya yang sebenarnya. Pada saat inilah Joy membuat 1 produk pel sesuai yang dimaksud. Tidak dijelaskan banyak dalam film ini terkait kesulitan dalam mengembangkan produk.
Testing Market
Joy tidak melakukan testing market. Hal ini disebabkan Trudy langsung menyetujui produksi tersebut. Produk pel ini langsung dikomersialisasi.
Commercialization
Cukup panjang menuju pemasaran produk ini. Konflik yang terjadi oleh Joy ketika terjerat hutang membuat penjualan pel tertunda. Padahal, ketika itu produk pel sudah dibuat cukup banyak. Akan tetapi, produk ini juga belum menarik banyak peminat karena Joy melakukan demo di jalan ketika salju sehingga sulit untuk menarik konsumen.
Singkat cerita, Joy bertemu dengan Niel, salah satu pengiklan produk. Ketika Joy akhirnya melakukan iklan di televisi dan melakukan demo penggunaan pel, penjualan pel mencapai hingga angka 50.000. Inilah awal mula kesuksesan produk pel milik Joy.
Product Life Cycle Strategy
Setiap produk tentu memiliki daur kehidupan produk yang menentukan strategi mereka dalam memasarkan produk. Strategi ini menjadi dasar pengambilan keputusan pemasaran dalam menentukan sikap perusahaan. Hal tersebut dapat dibahas dalam tabel yang terdiri dari 3 kategori besar yaitu, Characteristic, marketing objective, dan strategies.
Introduction | Growth | Maturity | Declining | |
Characteristic | ||||
sales | Penjualan dengan kuantitas rendah | Peningkatan penjualan yang pesat | Penjualan puncak melihat pasar | Penurunan |
cost | Cost tinggi per konsumen | Cost rata-rata per konsumen | Cost rendah per konsumen | Cost rendah per konsumen |
profits | Profit hanya dari profit margin per produk | Profit makin menaik | Profit mencapai puncak | Profit mulai turun |
customer | Konsumen yang tertarik pada inovasi | Konsumen yang mengikuti perkembangan pasar | Konsumen setia | Pengguna yang baru menyadari adanya produk dan konsumen setia |
competitor | Tidak ada | Muncul pesaing yang melihat potensi produk | Jumlah pesaing yang memuncak | Mulai berjatuhan karena kegagalan adopsi |
Marketing Objectives | ||||
Melakukan uji coba pasar dan menyampaikan manfaat nyata produk dalam memecahkan masalah | Melebarkan pangsa pasar kepada segala potensi pasar | Memaksimalkan profit selagi memberikan strategi proteksi pada produk | Mengurangi pengeluaran dan melakukan rebranding | |
Strategies | ||||
product | Menawarkan produk dasar | Menawarkan inovasi tambahan pada produk | Melakukan diversifikasi produk | Masa produk butuh kreativitas |
price | Menggunakan cost plus | Harga yang dapat bersaing di pasar | Harga yang dapat melawan pesaing | Harga obral |
distribution | Distribusi secara selektif kepada target spesifik pasar | Membangun distribusi yang intensif | Meneruskan distribusi yang intensif | Menyeleksi distribusi yang tidak menghasilkan profit |
advertising | Membangun perhatian konsumen dan pasar | Membangun ketertarikan di pasar yang lebih besar | Fokus pada diversifikasi dan kelebihan-kelebihan produk | Mulai menurunkan fokus kepada kebutuhan konsumen dan loyalitas konsumen |
Sales promotions | Melakukan promosi terus menerus untuk membangun atensi pasar | Melakukan promosi yang lebih terstruktur dan menyasar pasar-pasar besar | Mengurangi promosi dengan menetapkan wadah promosi yang dapat diakses konsumen | Level promosi yang sudah makin berkurang |
Characteristic
Dalam karakteristik kita dapat melihat bahwa dalam tahap Introduction produk berfokus pada pengenalan kepada pasar sehingga harga masih terlalu mepet dengan cost dan profit yang hanya didapat dari profit margin per produk saja. Selain itu konsumen masih sedikit dan dalam tahap pengenalan sehingga kompetitor pun masih belum ada.
Dalam tahap growth jelas terjadi peningkatan drastis dari sales, konsumen, kompetitor, dan profit namun biaya/cost mengalami penurunan. Semua hal itu mengalami titik puncak pada masa maturity. Pada masa declining, segala aspek mengalami penurunan kecuali cost yang berada pada titik yang relatif sama dengan masa maturity.
Marketing Objectives
Dalam tahap introduction maka pemasaran masih dalam tahap pengenalan dan menarik perhatian konsumen dengan menawarkan solusi dari masalah yang diberikan oleh produk. Tahap growth berfokus pada pelebaran pangsa pasar kepada segala potensi pasar yang ada. Tahap maturity melakukan proteksi pada produk sekaligus menentukan strategi memaksimalkan profit. Dalam tahap akhir diperlukan efisiensi dengan menekan pengeluaran dan melakukan promosi ulang yang diikuti kreativitas tambahan pada produk.
Strategies
Strategi ditentukan dengan mempertimbangkan produk, harga, distribusi, iklan, dan promosi. Dalam tahap introduction, produk masih berupa produk dasar. Penentuan harganya pun masih menggunakan cost plus pricing yaitu biaya produksi ditambah margin. Proses distribusi masih dalam lingkup yang kecil dan selektif. Iklan dilakukan untuk menarik perhatian pasar dan melakukan promosi secara terus menerus.
Memasuki tahap growth, produk yang dihasilkan mengalami inovasi tambahan seperti fungsi dan keunggulan lainnya. Harga yang ditawarkan pun menggunakan harga yang dapat bersaing di pasaran. Distribusi pun mulai dilakukan secara luas dan intensif. Iklan mulai ditunjukan untuk menarik ketertarikan pasar dan proses promosi dilakukan secara terstruktur dan menyasar pasar yang lebih besar.
Pada tahap maturity, produk yang dihasilkan mulai beragam karena diverensiasi produk. Harga nya pun dapat bersaing dengan kompetitor dengan distribusi yang dilakukan secara intensif. Iklan yang diluncurkan berfokus pada diversifikasi produk dan kelebihan-kelebihan produk. Namun promosi mulai dikurangi dengan menyasar wadah promosi yang dapat diakses konsumen.
Pada tahap declining, produk mulai mengalami penurunan popularitas sehingga membutuhkan inovasi. Harga yang ditawarkan pun mengalami pemotongan/ obral. Distribusi pun mulai dikurangi pada pasar yang kurang berpotensi atau kurang menghasilkan profit. Iklan dan promosi berkurang drastis
Kesimpulan
Joy telah menerapkan Product Development dengan sangat baik mulai dari penemuan ide hingga berbagai pengembangan ide yang dia lakukan melalui berbagai percobaan pembuatan yang dia lakukan sendiri. Tahapan testing sendiri dia lakukan di dalam rumahnya sendiri dan tidak ada proses testing yang dia lakukan kepada calon-calon konsumen. Strategi pemasaran Joy terbentuk dari kejadian pribadi yang dialami sehingga dia berpikir keras bagaimana cara memecahkan suatu masalah yang dia hadapi saat itu. Sehingga Joy melakukan berbagai percobaan desain produk sampai dia yakin produk yang dia tawarkan akan berguna dan diterima konsumen dan pasar secara luas.
Joy melakukan business analysis baik karena menetapkan harga produk dengan tepat dan memiliki pertimbangan kuat sehingga Joy tidak ingin jika harga produk bertambah atau bahkan berkurang. Dalam tahap pengembangan produk Joy melakukan dengan cepat hingga dapat langsung diterima oleh Trudy untuk diberikan suntikan modal. Menuju tahap commercialization, Joy termasuk cepat namun dalam proses penjualan jelas terjadi berbagai gejolak hingga produk Joy benar-benar sukses di pasaran.
Saran Strategi Daur Hidup
Dalam membuat produk, Joy memiliki strategi tersendiri dalam pemasarannya dan tentu memiliki kelebihan yang dapat dibahas dan kekurangan yang dapat diperbaiki dan ditambahkan. Strategi ini dapat dilakukan dengan jenis 4P (product, price, place, promotion) dalam setiap fase daur hidupnya:
Introduction | Growth | Maturity | Decline | |
Product | Memberikan produk dasar yang menyelesaikan suatu permasalahan | Menawarkan pengembangan dan inovasi tambahan dari produk | Memberikan diversifikasi dan menciptakan berbagai model baru | Memberikan model-model kreatif |
Price | Harga cost plus | Harga yang dapat menembus pasar | Harga yang dapat bersaing dengan pesaing | Memberikan harga obral |
Place | Kepada target dasar pasar | Melebar kepada segala potensi konsumen | Menetap kepada pasar yang berhasil ditembus | Fokus kepada konsumen setia |
Promotion | Pengenalan melalui uji pasar atau langsung pada simulasi produk di media | Mulai menyasar pada media cetak, digital, maupun para influencer media massa | Memiliki halaman web yang dapat dikunjungi konsumen, dan iklan cetak dan digital | Menawarkan berbagai diskon |
Product
Produk harus dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah sehari-hari. Lalu pengembangan ide dan inovasi dalam produk harus ditingkatkan. Dalam masa maturity, produk harus aman dari plagiat dengan mendiversifikasi produk dan pengembangan model. Di masa akhir agar produk tetap bertahan maka dibutuhkan kreatifitas dengan model-model yang menyesuaikan perkembangan zaman.
Price
Awal penetapan harga tentu dilakukan dengan cost plus yaitu harga biaya ditambah margin keuntungan yang dibutuhkan untuk menutup modal jangka pendek saja. Setelah produk dirasa mulai dilirik pasar, maka harga dapat ditentukan dengan melihat bagaimana harga yang dapat menembus pasar secara luas. Setelah produk dikenal luas maka harga harus ditentukan yang dapat mengatasi pesaing-pesaing yang datang. Di masa declining tentu dibutuhkan harga obral agar produk tetap dapat dilirik oleh pasar.
Place
Tempat awal penjualan tentu dimulai dari target spesifik pasar. Setelah diterima oleh spesifik target pasar, maka dilanjutkan melebar kepada semua potensi pasar. Pada tahap maturity dapat fokus melebarkan jangkauan di dalam seluruh potensi target pasar. Di masa declining cukup berfokus pada segala pasar yang sudah berhasil ditembus.
Promotion
Promosi awal dapat dilakukan sekaligus dalam tahap uji coba produk dan memberikan simulasi secara langsung dalam media agar konsumen langsung mengerti manfaat produk. Setelah produk dikenal maka dibutuhkan promosi luas dengan memasukkan pada segala media dan dapat juga promosi melalui para influencer media massa dan social media. Setelah dikenal luas maka harus dilakukan konsistensi promosi kepada media digital ataupun cetak. Setelah penjualan sudah dirasa menurun maka pemberian diskon dapat menarik kembali atensi konsumen.
Referensi
Kotler, P. and Armstrong, G. (2018), Principles of Marketing, 17th ed. Harlow, UK: Pearson Education Ltd.
Kontributor
Mumtaz Mahfud
Alfi Fadhila
Reza Noor Falaq
Abraham Mathofano
0 Comments