Pada tahun 2018, Path–salah satu sosial media terkemuka– menutup platform-nya secara permanen. Path berhasil bertahan di dunia bisnis sosial media selama delapan tahun. Path adalah platform media sosial seperti Instagram dan/atau Facebook dengan batasan teman hanya 50. Melalui laman Path yang telah ditutup melalui tirto (2018), diketahui bahwa jumlah tersebut didapatkan karena sebuah penelitian menunjukkan manusia hanya bisa membuat jaringan yang terbatas. Berikut adalah kutipan dari laman path tersebut. “Kami memilih 50 berdasarkan penelitian profesor evolusi psikologi Oxford, Robin Dunbar, yang telah menyatakan bahwa 150 adalah jumlah maksimum hubungan sosial yang dapat dipertahankan oleh otak manusia. Jadi, 5 orang kira-kira kita anggap sebagai relasi terdekat dan 20 adalah jumlah orang yang sudah terbiasa berhubungan dengan kita. 50 adalah batasan maksimum dari jaringan yang kita miliki. Mereka adalah orang-orang yang kita percaya dan yang kita anggap sebagai orang yang paling penting dan berharga dalam hidup kita.”
Hal ini sebenarnya sangat unik bagi sosial media, yaitu membawa keekslusivitasan informasi. Informasi pengguna hanya diketahui oleh teman-teman terdekat. Akan tetapi, Path masih kalah saing dengan kompetitor-kompetitornya, seperti Instagram dan Twitter. Mengapa Path, khususnya di Indonesia dengan pengguna terbesar Path di dunia, justru mengalami kebangkrutan?
Gagalnya Path dalam persaingan sosial media dimulai dari menurunnya penggunaan Path secara umum. Di tengah memudarnya popularitas, Path semakin mengalami kesulitan karena kehilangan karyawan, pengguna, momentum, serta data pengguna. Perusahaan mencoba meluncurkan aplikasi terpisah bernama Path Talk untuk menghubungkan bisnis dan pengguna, tetapi upaya itu berakhir sia-sia dan layanan dijual ke Kakao pada 2015.
Apakah Path masih memiliki kesempatan untuk kembali bersaing dengan dunia sosial media? Melihat potensi, Path masih mampu bersaing. Weber (2018) mengatakan di akhir tahun bahwa Path dianggap terlalu dini untuk hadir di masyarakat karena pada 2010 masyarakat belum membutuhkan sosial media yang privat. Namun, semakin hari, Facebook tidak lagi menjadi tempat untuk bergaul dengan teman dekat dan Weber merasa bahwa Path akan menjadi menarik. Potensi lain yang dapat dilihat adalah masyarakat membutuhkan platform sosial media yang lebih kondusif untuk berkomunikasi dengan teman terdekat. Sebagaimana dikutip dalam artikel New York times, terdapat fenomena dimana pengguna Instagram memiliki akun kedua atau akun palsu untuk menunjukkan diri mereka yang sebenarnya (Safronova, 2015). Fenomena ini baru mulai ramai di Indonesia pada tahun 2018 sebagaimana disebut di Vice (Hutomo, 2015).
Akan tetapi, untuk kembali lagi, Path perlu menilik apa saja yang sudah dilakukan oleh kompetitor-kompetitornya, yaitu Instagram dan Twitter. Sosial media lain memiliki fitur kunci akun, terlebih Instagram sudah memiliki fitur teman dekat. Fitur teman dekat yang ada di instagram adalah fitur bagi pengguna untuk dapat mengunggah cerita kepada pengikut (followers) yang dianggap pengguna sebagai teman dekat saja. Dengan fitur-fitur kompetitor yang semakin canggih, mari kita analisis kompetitor-kompetitor tersebut dan apa yang Path dapat lakukan jika Path ingin memulai kembali?
Competitor Analysis
Kompetitor-kompetitor besar bagi Path adalah Instagram dan Twitter yang masih menjadi media sosial paling banyak digunakan saat ini. Apa sih keunggulan dari kedua kompetitor Path ini?
Berdasarkan assessing competitors dapat kita lihat strength dan weakness dari Path adalah
Path |
Strengths: Sangat private, hanya dibatasi dengan orang-orang terdekat saja sebatas 150 orang Weakness: Sempat menyalahi prinsipnya sendiri, dengan penambahan limit dari 150 ke 500 yang menghilangi kesan privasi dari path itu sendiri |
Lalu berdasarkan assessing competitors dapat kita lihat strength dan weakness dari Instagram dan Twitter sebagai berikut:
|
|
Strengths:
Weakness: Pembatasan lalu lintas web: Jika membangun audiens di Instagram, maka harus terlibat dengan platform. Tidak ada cara untuk menautkan ke situs atau mengarahkan lalu lintas dari platform. |
Strength:
Weakness;
|
Selain strength dan weakness, kita dapat melihat reaksi path yang menggambarkan competitive position mereka sebagai berikut:
Path |
Differentiating: Menyediakan lingkungan media sosial maya yang sangat pribadi dan lebih bebas berekspresi bagi pengguna |
Selain strength dan weakness, kita dapat melihat reaksi kompetitor yang menggambarkan competitive position mereka sebagai berikut:
|
|
Overall cost leadership: Instagram merupakan platform yang selalu mengikuti tren di masyarakat dan yang viral di platform lain lalu mengadaptasi fitur tersebut. Hal ini menggambarkan reaksi adaptasi yang selalu dilakukan Instagram demi menarik dan menahan pengguna untuk terus menggunakan platform mereka |
Focus: Twitter walau mengikuti untuk membuat fitur yang viral di masyarakat, tapi justru lebih cenderung fokus pada pengembangan fitur unggulan mereka yang sangat sulit diadaptasi oleh platform lain. |
Value Disciplines
Product Leadership, berbicara bagaimana perusahaan fokus dalam pengembangan inovasi produk baru. Pertanyaannya terapan elemen ini lebih banyak diadopsi oleh model bisnis yang akan tetap digemari oleh konsumen dimasa yang akan datang. penciptaan bener-bener produk, berfikir untuk terus berinovasi teknologi baru, menciptakan sebelum perusahaan lain berfikiran hal yang sama, seperti memberikan fitur-fitur baru yang sebelumya belum ada pada aplikasi sejenis dari kompetitor lainnya. Contohnya path tidak memncantumkan followers dan following pada profil. Fitur ini dimaksudkan untuk menjaga privasi para penggunanya. Namun, dengan adanya fitur ini pengguna juga terbatasi untuk mencari profil dari pengguna lainnya.
Operational Excellent, adalah pilihan pertama. Kata kuncinya adalah streamline operation, mekanisme terbukti, efisiensi, process, control, supply chain. Semua ini membuat efisiensi dan menghasilkan produk atau service yang “Low Cost” yang bisa dijadikan Value untuk pelanggan kita, seperti aplikasi-aplikasi sejenis lainnya. Seperti contohnya jika seorang konsumen yang memsangkan iklan untuk menunjang bisnisnya, path seharusnya dapat memberikan jasa pemasangan iklan yang baik pada aplikasinya.
Customer Intimacy, melalui Service Excellence, yaitu memberikan pelayanan terbaik kepada semua customer. Service Excellence dapat dibangun dengan mudah apabila Anda memahami bagaimana customer menggunakan aplikasi social media yang kita miliki.Customer Intimacy bisa dibangun dengan Service Oriented. Ini berarti semua komponen di perusahaan Anda harus menujukkan keramahan, memiliki product knowledge yang sangat baik, mempunyai pemahaman yang luas terhadap industrinya, mengerti business process, serta punya kemampuan untuk menggali kebutuhan setiap customer. Contohnya untuk dapat lebih dekat konsumennya path seharusnya bisa memberikan service yang baik seperti dapat lebih cepat merespon jika ada keluhan dari pengguna melalui customer service.
Posisi Kompetitif dan Company Orientation
Path menggunakan posisi kompetitif Market Nicher Strategies yang berfokus pada pelayanan kepada personal customer. Path menyasar segmen pasar yang menginginkan privasi. Hal ini memungkinkan Path tetap menyasar pasar yang profitable dengan kecil kemungkinan untuk ditiru pesaing.
Tidak seperti media social zaman sekarang, path lebih fokus menjaga psikologis si pengguna untuk menjaga privasi pengguna dalam sharing dengan orang-orang tertentu yang terpilih. Berbeda dengan facebook, Instagram, twitter, dan media social lainnya, path memiliki pembatasan jumlah pertemanan yaitu sebanyak 150. Angka ini sering disebut Dunbar’s Number yaitu angka yang menunjukan jumlah maksimal koneksi yang dapat seseorang jaga dengan stabil. Path hanya menyediakan fitur-fitur penting yang sering digunakan oleh pengguna seperti, photo sharing, status update, dan check in karena, Path tidak ingin penggunanya merasa terlalu rumit dan terlihat ribet. Keunggulan lain yang dimiliki Path yaitu “Ad-free”, Path memilih untuk tidak menampilkan iklan. Hal ini membuat pengguna tidak terganggu iklan sangat menggunakan Path. Path merupakan pendatang baru di ranah jejaring sosial yang meraih popularitas dalam waktu yang relatif singkat dan pertumbuhan jumlah penggunanya pun meningkat pesat. Hal ini berarti bahwa layanan Path berhasil menarik hati pengguna dari berbagai kategori usia.
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Path memiliki Customer Orientation yang fokus hanya pada sebagian kelompok dan fokus pada kesehatan psikologis pengguna untuk membangun media sosial yang lebih sehat melalui lingkup pertemanan yang kecil.
Saran
Path memiliki keunggulan yaitu berupa fiturnya yang hanya dapat menambahkan 150 teman saja sehingga pengguna Path akan memiliki rasa lebih private. Namun di lain sisi, hal tersebut membatasi ruang pengguna dari Path. menanggapi hal tersebut, Path kemudian menambahkan jumlah teman yang dapat ditambahkan sehingga menjadi 500 teman. Penambahan jumlah tersebut justru menjatuhkan Path karena justru dianggap tidak menjadikan Path sebagai aplikasi yang private. Saran yang dapat kami berikan untuk Path kedepannya agar bisa bertahan saat ini adalah dengan cara konsisten dengan value awal yang dipegangnya. Jika memang ingin menjadikan Path sebagai sosial media yang private tentu Path harus fokus dengan hal tersebut dan tidak terlena ataupun mengikuti kompetitornya sehingga Path dapa terus mempertahankan valuenya.
Kennedy, Edward S. 2018. Kematian Path da Nasib Media Sosial yang Sekarat. https://tirto.id/kematian-path-dan-nasib-media-sosial-yang-sekarat-cZbf
Weber, Harrison. 2018. Path, the Doomed Social Network With One Great Idea, Is Finally Shutting Down. https://gizmodo.com/path-the-doomed-social-network-with-one-great-idea-is-1829106338
Safronova, Valeriya. 2015. On Fake Instagram, a Chance to Be Real. https://www.nytimes.com/2015/11/19/fashion/instagram-finstagram-fake-account.html
Bhasin, Hitesh. 2018. SWOT analysis of Twitter. https://www.marketing91.com/swot-analysis-twitter/
2019. SWOT Analysis of Instagram | Instagram SWOT Analysis. http://heartofcodes.com/swot-analysis-of-instagram/http://heartofcodes.com/swot-analysis-of-instagram/
https://rendipeterson.com/path-lebih-baik-dari-facebook.html
https://tekno.kompas.com/read/2018/09/17/20151357/path-akan-tutup-layanan-ini-7-fakta-tentang-jejaring-sosial-itu?page=all
Penulis
Alfi Fadhila
Ahda Mujahid
Abraham Mathofano
Mumtaz Mahfud
Reza Noor Falaq
0 Comments