Iklan MIe kare
Mie Kare. Belum mendengar nama tersebut? Hmm. Urban Kings juga demikian. Mie Kare muncul di awal era 2000 an untuk menyaingi produk mie instan ternama, indomie. Mie Kare sendiri diproduksi oleh Orang Tua group. Produk ini menyajikan mie instan dengan berbagai varian rasa kare yang ada di asia. Sayang, kabar yang beredar menyatakan pada tahun 2003, mie kare tidak mencapai penjualan targetnya. Sempat beberapa kali produk ini membagikan produknya secara bebas di bus dalam upaya promosinya. Naas, promosi tersebut tidak berhujung baik. Penjualannya terus menurun. Hingga pada 2008, Mie Kare turun dari pasar.
Well, melihat bahwa mie instan merupakan salah satu makanan pokok masyarakat indonesia di samping nasi dan umbi-umbian, tentunya keberadaan produk mie instan akan menghasilkan prospek yang bagus ke depannya. Mi Kare menjadi satu dari beberapa produk mie instan yang hilang di tengah gencarnya permintaan terhadap mie instan. Adapun mie kare sendiri memiliki ciri khas produk yang tidak dimiliki produk mie instan lain. Produk ini memfokuskan diri pada rasa kare, kesukaan masyarakat Asia termasuk Indonesia. Banyak testimoni masyarakat yang juga merasakan bahwa mie kare menghadirkan kuah yang lebih kental daripada mie instan rasa kare lain yang beredar di pasar.
Jika kemudian mie kare muncul kembali di pasar, tentunya muncul banyak tantangan besar yang harus dihadapi oleh Orang Tua group. Salah satunya adalah keberadaan kompetitor yang nama produknya sudah melekat di masyarakat sejak lama, khususnya di Indonesia. Untuk dapat mengambil hati masyarakat, perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap kompetitor-kompetitor yang sekiranya menghambat proses penetrasi produk pada masyarakat. Adapun produk yang sekiranya akan dianalisis oleh Urban Kings adalah produk mie instan serupa, memiliki varian rasa yang judulnya sama dan masih menjadi saingan utama Mie Kare sejak Mie Kare pertama debut. Competitor yang dimaksud adalah Indomie dan Mie Sedap. Kedua produk ini terpilih karena memiliki varian produk yang hampir sama. Mie sedap memiliki rasa kari ayam, sedangkan indomie memiliki tiga varian kari yakni white curry, kari special, dan curry fried noodle: salted egg flavor. Indomie, mie sedap maupun mie kare tidak memiliki segmen pasar yang khusus karena produk tersebut akan cenderung dibeli seseorang tanpa pertimbangan yang mendalam. Dapat dikatakan demikian karena Urban Kings mempertimbangkan harga produk yang cenderung murah serta keberadaan produk yang merupakan pengganti makanan pokok masyarakat Indonesia. Sehingga, dapat dikatakan sasaran produk mie instan tersebut sama.
Pesaing lain yang sekiranya dapat muncul adalah Mi Gelas. Mi Gelas muncul dengan slogannya yang dapat membuat produk tersebut sebagai pengganti sarapan keluarga. Terlihat sepele memang, namun movement kecil seperti itu dapat menjadikan Mi Gelas sebagai kompetitor mengingat jika masyarakat menerapkan hal tersebut, produk mie instan lain akan mulai untuk tidak laku di pasar. Ditambah dengan jumlah per kemasan yang cenderung sedikit dan cocok sebagai porsi sarapan, keberadaan mi instan lain termasuk Mie Kare akan terancam.
ANALISIS STRATEGI KOMPETITOR
Adapun Urban Kings bergerak untuk menganalisis lebih lanjut mengenai keberadaan pesaing tersebut untuk dapat menentukan langkah yang lebih baik untuk Mi Kare masuk kembali ke pasar mie instan Indonesia. Analisis strategi yang digunakan adalah analisis Michael Porter’s Four Basic Competitive Positioning Strategies. Dari hasil tersebut ditemukan bahwa keberadaan mi instan tersebut menggunakan strategi diferensiasi dengan berbagai macam varian rasa yang dikeluarkan. Adapun mi gelas menambah kesan focus dengan membentuk kemasan dan jumlah isi yang lebih sedikit, menyesuaikan porsi sarapan masyarakat pada umumnya.
karakteristik produk | Indomie | Mie Sedap | Mi Gelas |
Kemasan | Plastik, menggunakan desain dengan gambar mie tersebut dilengkapi dengan beberapa makanan pelengkap. | Plastik, menggunakan desain dengan gambar mie tersebut dilengkapi dengan beberapa makanan pelengkap. | Plastik, menggunakan desain dengan gambar mie tersebut (jadi) di dalam gelas dan dilengkapi dengan beberapa makanan pelengkap. |
Visual Kemasan | Menggunakan warna yang berbeda untuk masing-masing varian | Menggunakan warna yang berbeda untuk masing-masing varian | Menggunakan warna yang berbeda untuk masing-masing varian |
Varian Sesuai Jenis Mie yang digunakan | Indomie biasa (mie normal) Indomie keriting (mie berbentuk keriting) | Mie biasa | Mie biasa |
Varian Rasa | Indomie Goreng dengan rasa mi goreng Indomie kuah yang lebih baik disajikan dengan kuah Selera nusantara dengan berbagai cita rasa nusantara Kuliner Indonesia dengan berbagai rasa masakan Indonesia Hype Abis dengan tambahan bawang goreng dan bumbu yang lebih pedas | Mie Sedap goreng dengan rasa mie goreng Mie Sedap kuah yang lebih baik disajikan dengan kuah untuk menambah rasa | Memiliki bermacam macam varian rasa Seperti rasa ayam bawang dan rasa baso |
Varian Ukuran | Indomie Jumbo dengan ukuran lebih banyak Indomie biasa dengan ukuran normal | Mie sedap memilik ukuran yang sama dan normal | Mie Gelas Jumbo Mie Gelas Normal |
Penyajian | Perlu dimasak terlebih dahulu selama kurang lebih 3 menit dalam air mendidih. | Perlu dimasak terlebih dahulu selama kurang lebih 3 menit dalam air mendidih. | Perlu diseduh dengan air panas terlebih dahulu, lebih mudah karena bentuknya yang lingkaran kecil dapat muat di gelas minum |
Tahun berdiri | 1972 | 2003 | 1977 |
Berdasarkan hasil analisis kompetitor tersebut, masing-masing kompetitor memiliki kekuatan dan kelemahan terhadap produk yang dikeluarkannya. Menurut basic competitive strategies yang dikenalkan istilahnya oleh Michael Treacy and Fred Wiersema, dengan tiga kategori yang dikemukakan, Urban Kings menemukan bahwa ketiga produk kompetitor tersebut menganut strategi sebagai berikut.
Indomie : Product Leader. Hal ini dikarenakan kemunculan Indomie yang jauh lebih awal daripada produk mie instan yang lain. Ditambah dengan keberadaan varian yang begitu banyak, customer dapat memilih dengan bebas mie instan apapun yang diinginkannya. Ditambah dengan harganya yang cukup terjangkau meski masih berada di atas rata-rata mie instan lainnya (di angka 2000-an), produk lain akan menggunakan patokaan harga jual Indomie untuk menentukan harga jual produknya.
Mie Sedap : Customer Intimacy. Mie sedap menghadirkan rasa yang bervariasi meski tidak sebanyak Indomie. Mie Sedap berfokus pada satu jenis mie dengan berbagai rasa yang sekiranya mencakup kesukaan masyarakat Indonesia.
MiGelas : Customer Intimacy. Kedekatan customer diraih MiGelas dengan kemasannya yang cenderung lebih kecil, harganya yang lebih mudah dengan diferensisasi dalam kemudahan penyajian yang ditawarkan yakni menggunakan gelas. Customer akan lebih cepat mengolah produk mentah tersebut menjadi siap makan dengan menyeduhnya.
BACK TO MI KARE
Mi kare sebaiknya menggunakan strategi marketing basic customer intimacy dengan pendekatan yang berbeda. Fokus pada rasa kare dapat menjadi kekuatan utama diferensiasi produk, namun mi kare perlu menambah rasa lain agar produk tidak terkesan terjebak pada nostalgia rasa kare. Orang tidak akan membeli produk tersebut untuk kedua atau ketiga kalinya karena rasa tersebut terlalu normal, tidak menggugah selera masyarakat untuk terus mengonsumsinya.
COMPETITOR ANALYSIS
Jika diliat dari posisinya, mi kare ini memposisikan diri mereka berdasarkan strategi competitive position ada pada strategi market follower strategies.
Sesuai dengan ciri-ciri strategi yang digunakan tersebut, mi kare ini seperti follower dari kompetitornya yaitu indomie yang berperan sebagai product leader di sini. Contoh saja seperti berbagai varian jenis mie yang diproduksi, lalu ukuran dari produknya yang bermacam-macam sangat mirip dengan barang dari product leader mereka. Strategi ini bisa menghasilkan plus minus, yang berarti ada risiko dari penerapan strategi ini yaitu diferensiasi dari produk mi kare ini sendiri tidak nampak karena sudah terlalu banyak produk yang serupa dengan inovasi yang serupa, namun kelebihan dari penerapan strategi ini yaitu produk mi kare ini sendiri bisa menjadi alternatif dari produk serupa lainnya apabila consumer sudah merasa bosan dengan produk mie kemasan lainnya.
Company Orientation
Mi kare ini lebih baik menggunakan customer centered company karena disini mereka gagal karenakan konsumen lebih banyak bosen terhadap produk tersebut. Ketika menggunakan customer orientation tentunya kita bisa melihat terhadap kebutuhan dari customer sehingga akan bisa selalu meningkatkan engagement dengan customer. Keuntungan dari customer centered adalah relationship dengan customer tentu akan meningkat dan tentunya akan memberikan sebuah promosi secara tidak langsung.
Sumber
- Kotler, P. and Armstrong, G. (2018), Principles of Marketing, 17th ed. Harlow, UK: Pearson Education Ltd.
- https://alam-pelajaran.blogspot.com/2014/09/merk-mie-instan-yang-hilang-di-pasaran.html
https://whenypspta.wordpress.com/2009/10/22/mi-kare-vs-indomie/http://devi
https://www.wingscorp.com/content/product/product_detail.php?h=1&b=4&c=22&l=2&m=63
www.indomie.compasaribu.blogspot.com/2016/06/inovasi-terhadap-produk-mie-kare.html
Author
- Muhammad Paksi Assyafan
- Tabitha Gracia
- Haryo Tetuko Bimantoro
0 Comments