Siapa yang tidak mengenal alat yang bernama kacamata. Ya, kacamata merupakan salah satu penunjang penampilan pada masa kini. Seiring berkembangnya zaman, kacamata juga mengalami banyak perubahan baik dari segi model dan penggunaannya. Kacamata tidak hanya digunakan untuk penderita sakit mata saja, melainkan untuk fashion atau penunjang penampilan. Lalu bagaimana perkembangan pasar kacamata di Indonesia sendiri?
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memberikan dampak yang baik dan buruk bagi pasar Indonesia. Dampak baiknya, dengan adanya persaingan bisnis akan membuat Indonesia semakin terpacu unuk menciptakan produk yang memiliki kualitas unggul. Sedangkan dampak burukya membuat produk lokal asli Indonesia mengalami penurunan penjualan karena mudahnya produk asing masuk ke negara kita. Misalnya saja produk China yang sangat mudak masuk ke Indonesia, akan tetapi bagi Indonesia kesulitan untuk memasarkan produknya ke negeri China. Salah satu produk China yang secara intensif masuk ke pasar Indonesia adalah kacamata. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat impor untuk industri kacamata masih sangat tinggi. Pada bulan September 2019 nilainya mencapai USD 90,4 juta, sedangkan ekspornya sendiri hanya mencapai sebesar USD 85,7 juta. Hal tersebut menjelaskan bahwa ekspor kacamata lebih rendah dibandingkan impor kacamata. Sedangkan pasar kacamata di Indonesia sendiri masih didominasi oleh produk luar negeri. Kacamata yang diimpor dari China mendominasi pasar kacamata sebesar 90 persen, sedangkan 10 persennya dikuasai oleh produk lokal. Pengguna kacamata di Indonesia sendiri mencapai 40% atau sekitar 80 juta penduduk.
Sumber: https://www.ceicdata.com
Sementara berdasarkan grafik di atas kita dapat melihat peningkatan impor dari China yang signikan. Dimulai awal tahun 2020 hingga akhir tahun 2020. Jika melihat dari grafik di atas maka bisa disimpulkan bahwa adanya pandemi Covid-19 tidak terlalu berpengaruh terhadap arus impor, utamanya kacamata. Tentu hal ini bisa jadi sebuah tantangan bagi industri kacamata di tanah air. Pasalnya, dengan adanya pandemi tentu akan berimplikasi pada kemerosotan omzet industri kacamata. Sedangkan gempuran produk kacamata dari China terus saja berdatangan sehingga sangat berpotensi melumpuhkan industri kacamata dalam negeri.
Salah satu perusahaan kacamata di Indonesia yang mendominasi pasar kacamata, yaitu PT Atalla Indonesia. Dilansir dari Liputan6.com, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih mengatakan bahwasannya 10 persen pangsa pasar kacamata nasional dikuasai oleh PT Atalla Indonesia, sehingga perlu didukung supaya tetap berkembang dan tidak hilang tergerus oleh pasar asing. Perusahaan ini beberapa kali hendak diakuisisi oleh beberapa perusahaan asing, akan tatapi dari PT Atalla Indonesia sendiri menolak tawaran ini. Sebab PT Atalla Indonesia memiiki visi untuk menjadi perusahaan sebagai basis utama dalam industri kacamata di dunia sehingga Indonesia mampu mewujudkan swasembada kacamata, tanpa adanya inteferensi produk impor.
Direktur PT Atalla Indonesia, Wenjoko Sidharta menjelaskan bahwa perusahaanya mampu bertahan dan menjadi pemain tunggal. Akan tetapi perusahaannya mengalami kesulitan untuk bersaing dengan produk dari China. Dia menjelaskan, penyebab produk impor menguasai pasar salah satunya disebabkan karena kacamata yang diimpor berasal dari brand-brand besar tetapi imitasi atau KW. Konsumen lebih memilih untuk membeli kacamata dengan brand terkenal meskipun KW dibanding kacamata yang diproduksi dalam negeri dengan harga yang lebih murah.
Melihat persentase yang didominasi pasar asing ini, PT Atalla Indonesia menerbitkan regulasi standar SNI pada produknya. Adanya standar SNI ini, diharapkan memberikan akses pasar yang lebih luas. Selain itu, pemerintah Indonesia memberikan pembebasan tarif bea masuk raw material melalui Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMTDP). Hal tersebut dikarenakan, PT Atalla Indonesia sendiri masih melakukan impor untuk memenuhi bahan baku pembuatan kacamata. PT Atalla Indonesia juga akan mendukung pemerintah terkait program dalam pemberian sertifikat halal pada produknya. PT Atalla Indonesia memproduksi kacamata bersertifikat halal.
Sumber: https://konsultanbisnis.id/business-model-canvas-strategi-meningkatkan/
Berdasarkan fenomena yang terjadi akibat serbuan dari kacamata China yang membanjiri pasar Indonesia. Maka diperlukan model bisnis baru sebagai langkah untuk mengatisipasi dampak negatifnya. Serta untuk meningkatkan profit bisnis di masa pandemi yaitu dengan menganalisis fenomena itu melalui Business Model Canvas (BMC). Idealnya dalam sebuah model bisnis pasti mengatur hubungan antara produksi, distribusi hingga bisa dinikmati oleh konsumen. Business Model Canvas sendiri memiliki sembilan elemen yang memiliki masing-masing peran dalam menjalankan sebuah bisnis.
-
Customer Segment : merupakan cara dan metode agar bisa menyasar target pasar secara tepat. Sesuai dengan produk atau bisnis yang dijalankan.
-
Value Proposition : merupakan nilai yang ditawarkan kepada konsumen dari produk yang perusahaan itu tawarkan.
-
Customer Relationship : merupakan cara atau strategi agar perusahaan bisa mendekati konsumen dengan memperlakukannya secara layak.
-
Channels : merupakan platfrom bagi sebuah perusahaan untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen.
-
Key Activities : merupakan aktivitas bisnis yang sehari-hari dijalankan dalam rangka mencapai value proposition.
-
Key Resources : merupakan langkah agar bisnis dapat bertahan atau bahkan berkembang ditengah berbagai macam jenis situasi, termasuk pandemi.
-
Key Partners : merupakan kerjasama dengan partners untuk menjawab masalah yang dihadapi perusahaan serta memberikan solusi yang bisa jadi membantu bisnis dari keterpurukan akibat sesuatu.
-
Cost Structure : merupakan rincian biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalan bisnis (key activities) dan menghasilkan value proposition.
-
Revenue Streams :merupakan sumber pendapatan suatu perusahaan dari berbagai sumber seperti deviden, penjualan, aset, dan sebagainya.
Tabel BMC dari PT Atalla Indonesia
Key Partners
|
Key Activities
|
Value Proposition
|
Customer Relationship
|
Customer Segment
|
Key Resources
|
Channels
|
|||
Cost Structure
|
Revenue Streams
|
Sumber: Analisis Kelompok
Berdasarkan analisis dari tabel BMC diatas, menurut kelompok kami, jenis badan usaha partnerships merupakan yang paling tepat bagi PT Atalla Indonesia untuk lebih mengembangkan bisnisnya. Maksudnya adalah melakukan kerja sama dengan produsen kacamata lokal dalam menyediakan bahan baku kacamata sehingga meminimalisir import bahan baku dari luar.
Selain itu, melakukan kerjasama dengan para influencer atau tokoh untuk mempromosikan kacamata buatan PT Atalla Indonesia serta memasifkan mengenai slogan “Cintailah Produk Indonesia”. Sehingga diharapkan akan mendongkrak penjualan produk kacamata dari PT Atalla Indonesia serta bisa bersaing dari serbuan kacamata dari China. Terlebih juga harus diimbangi dengan memaksimalkan peran media sosial dalam mempromosikan produk-produknya.
Best Practice
Solusi yang dapat diberikan untuk perusahaan kacamata di Indonesia dalam menghadapi serbuan kacamata dari China bisa mengambil langkah memproduksi kacamata dengan spesifikasi, kualitas, dan inovasi yang berbeda. Perusahaan Huawei, merupakan perusahaan dari China yang berkolaborasi dengan Gentle Monster menciptakan kacamata pintar. Kacamata ini selain digunakan untuk fashion seperti pada umumnya tetapi juga dilengkapi fitur-fitur hands free yang menarik. Tidak hanya dari kacamatanya saja melainkan dari tempat kacamatanya bisa digunakan untuk mengisi daya. Meskipun harganya cukup tinggi akan tetapi kacamata tersebut memiliki inovasi yang berbeda dari kacamata lainnya. Dari inovasi tersebutlah yang membedakan produknya dengan yang lainnya, sehingga memiliki pasar yang lebih luas.
Melihat potensi akan adanya inovasi yang baru tersebut, diharapkan perusahaan kacamata di Indonesia juga dapat memproduksi kacamata yang berinovasi. Kedepannya dengan inovasi tersebut dapat memperluas pasar dan menjadi daya tarik untuk konsumen sehingga penjualan bisa meningkat dan tidak kalah dengan produk asing.
Referensi:
Ferrell, O.C, Hint, G.A & Ferell Linda. 2020. Business Foundations – A Changing World. 12thEdition, New York: McGraw-Hill.
https://properti.kompas.com/read/2016/03/12/111835621/Barang.China.Bisa.Membahayakan.Pasar.Indonesia
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3966780/produk-kacamata-asal-china-banjiri-indonesia
https://www.merdeka.com/uang/90-persen-kacamata-indonesia-produk-impor-didominasi-dari-china.html
https://www.suara.com/bisnis/2019/11/05/174331/atalla-indonesia-produsen-kacamata-tanah-air-ini-dukung-industri-halal?page=all
https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?jdl=Diserbu_Produk_Impor__Industri_Kacamata_Terancam_Punah&news_id=105146&group_news=IPOTNEWS&news_date=&taging_subtype=INDUSTRILAINNYA&name=&search=y_general&q=kementerian%20perindustrian,%20kemenperin,%20industri%20kacamata,&halaman=1
https://ekbis.sindonews.com/berita/1455877/34/impor-kacamata-sangat-tinggi-dari-china-insentif-disiapkan-pemerintah
https://konsultanbisnis.id/business-model-canvas-strategi-meningkatkan/
https://m.bisnis.com/teknologi/read/20201023/84/1309177/kacamata-pintar-terbaru-dari-huawei-ini-dia-gentle-monster-huawei-eyewear-ii
https://wartakota.tribunnews.com/2020/10/23/huawei-rilis-kacamata-pintar-dan-jam-tangan-pintar-ini-kecanggihan-spesifikasi-dan-harganya
https://wartakota.tribunnews.com/2019/11/05/dirjen-ikma-dan-pt-atalla-indonesia-luncurkan-kacamata-halal-pertama-di-indonesia
https://www.kabarbisnis.com/read/2895609/atalla-rilis-kacamata-halal-seperti-apa-
Artikel ini telah di cek antiplagiarism melalui website https://www.duplichecker.com/
Nama Anggota Rock Star Squad:
1. Atika Raisa F M
2. Bima Indra Permana
0 Comments