Berdasarkan Kompas.id, tren sepeda di dunia pada saat pandemi Covid-19 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat. Selain itu, anjuran pemerintah untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan menjadikan masyarakat enggan menggunakan transportasi publik dan lebih memilih bersepeda. Di Indonesia sendiri, tren ini mengalami peningkatan yang signifikan pada akhir bulan Mei 2020.
Sumber: Kompas.id
Tren ini tentunya menjadi angin segar bagi industri sepeda di Indonesia. Indonesia memiliki beberapa produk lokal yang sudah diakui kualitasnya seperti Polygon, WimCycle, Pacific, United dan juga Element. Berdasarkan data yang didapat dari Kompas.id, Polygon mencapai penjualan tertinggi selama pandemi ini, yang mana terjadi lonjakan permintaan kisaraan 50-200 persen dari biasanya. Polygon adalah produk dari PT. Insera Sena yang sudah berdiri sejak tahun 1989 dan terletak di Sidoarjo, Jawa Timur. Polygon memiliki visi “Menjadi brand global yang terus mengedepankan otentisitas, originalitas dan kualitas”. Polygon memprioritaskan produknya pada tiga aspek yaitu inovasi, otentik dan berkualitas. Saat ini, Polygon telah terdistribusi di 500 outlet yang tersebar di 33 negara.
Sumber: Kompas.id
Polygon memiliki 150 model sepeda yang terdiri dari lebih 350 varian. Adapun beberapa segmen sepeda yang digarap oleh Polygon adalah MTB (Sepeda Gunung), city bike, BMX, Dirt Jump, sepeda anak, dan special bike (tandem bike, folding bike, hybrid). Pada saat pandemi ini,sepeda lipat atau yang sering disebut folding bike adalah jenis yang paling diminati pada saat pandemi ini. Hal ini terjadi karena sepeda lipat memiliki beberapa kelebihan seperti, praktis, ringan, simple, dan hemat ruang dalam penyimpanan.
Sumber: Kompas.id
Sayangnya, Polygon kurang tajam dalam melihat peluang ini, sehingga Polygon dapat dikatakan tertinggal dan pasar sepeda lipat banyak diambil oleh produk impor. Produk sepeda lipat impor seperti Brompton dan 3Sixty banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Sepeda Brompton berasal dari London, Inggris yang didesain oleh Andrew Ritchie pada tahun 1975 dan mulai dipasarkan secara global pada tahun 2011, sedangkan 3Sixty adalah produk dari Dongguan Kangqile Technology Co.,Ltd yang berdiri pada tahun 2007 dan terletak di China.
Bentuk Perusahaan
Menurut Ferrel, Hirt, Ferrel (2020), bentuk kepemilikian suatu bisnis terbagi menjadi lima yaitu Sole Proprietorship, Partnership, Corporation, S Corporation dan Limited Liability Company. Berikut karakteristik dari kelima bentuk perusahaan tersebut:
Sumber: Ferrel, Hirt, Ferrel (2020)
Berdasarkan tabel diatas Polygon, Brompton dan juga 3Sixty merupakan bisnis berbentuk perusahaan korporasi. Perusahaan korporasi terbagi menjadi dua tipe yaitu private corporation dan public corporation. Private Corporation atau perusahaan swastaadalah perusahaan yang hanya dapat dimiliki oleh beberapa orang yang terlibat erat dalam bisnis tersebut. Public Corporation atau perusahaan publik adalah perusahaan yang sahamnya dapat dibeli, dimiliki, dijual atau diperdagangkan oleh publik.
Nama Perusahaan |
Bentuk Perusahaan |
|
Polygon |
PT. Insera Sena |
Private Corporation |
Brompton |
Brompton Bicycle Ltd |
Private Corporation |
3Sixty |
Kangqile, Ltd. |
Private Corporation |
Perusahaan pemilik produk Polygon, Brompton, dan 3Sixty, merupakan perusahaan berbentuk Private Corporation atau perusahaan swasta. Untuk Polygon, hal ini terlihat dari nama perusahaan dengan PT yang berarti “Perseroan Terbatas” yang menandakan bentuk dari perusahaan korporasi dan tidak adanya kata Tbk yang berarti “Terbuka” menandakan bahwa saham dari perusahaan ini tidak dijual secara umum, yang menandakan bahwa perusahaan ini termasuk kategori perusahaan swasta. Sedangkan untuk Brompton dan 3Sixty terlihat dari keterangan Ltd pada nama perusahaannya yang berarti “Limited” yang menandakan bahwa perusahaan ini termasuk private corporation. Adapun beberapa karakteristik yang membedakan public corporation dan private corporation sebagai berikut:
Public Corporation |
Private Corporation |
|
Anggota Minimum |
7 orang |
2 orang |
Anggota Maksimum |
Tidak Terbatas |
200 orang |
Direktur Minimum |
3 orang |
2 orang |
Pertemuan Hukum |
Wajib |
Opsional |
Syarat Memulai |
Sertifikat Pendirian dan Sertifikat Bisnis |
Sertifikat Pendirian |
Kuorum dalam RUPS |
5 Anggota Wajib Hadir secara Langsung |
2 Anggota Wajib Hadir secara Langsung |
Saham |
Diperdagangkan untuk Umum |
Tidak diperdagangkan untuk Umum |
Transfer Saham |
Bebas |
Terbatas |
Anggaran dan Laporan Keuangan |
Terbuka untuk Umum |
Tertutup atau Rahasia |
Raw Materials dan Competitive Advantages
Polygon
Polygon |
|
Design |
Cad Solidworks |
Raw Material |
Alloy |
Competitive Advantages |
Ringan |
Dalam proses desain, Polygon menggunakan software 3D yang bernama Cad Solidworks. Adapun material utama yang digunakan Polygon dalam sepeda lipatnya adalah alumunium. Dalam dunia sepeda rangka yang terbuat dari alumunium sering disebut dengan “Alloy”. Kelebihan dari Rangka Alloy adalah mudah dibentuk, ringan, tahan karat, menyerap tenaga lebih efektif dan lebih murah. Keunggulan kompetitif yang ditawarkan oleh Polygon adalah produk yang ringan dan ekonomis. Hal ini berkenaan dengan bahan baku yang digunakan adalah Alloy, yang merupakan bahan baku rangka sepeda yang lebih ringan dari bahan lain seperti Chromoly dan Hi-Ten Steel.
Brompton
Brompton |
|
Design |
Cad Solidworks |
Raw Material |
Chromoly Steel dan Superlight Titanium |
Competitive Advantages |
Desain 3 lipatan |
Kerangka dengan lekungan sama |
|
Ukuran yang minimalis saat dilipat |
Proses desain sepeda Brompton menggunakan software 3D Cad Solidworks. Lalu, proses produksiya, Sepeda lipat Brompton menggunakan dua bahan utama yaitu, Chromoly Steel dan Superlight Titanium. Chromoly steel adalah material yang kuat, tahan lama dan mampu menahan beban yang berat. Chromoly steel ini digunakan sebagai rangka sepeda dan stang yang dilapisi dengan anti karat. Superlight Titanium merupakan bahan titanium yang super ringan dan juga lebih fleksibel. Keringanan bahan ini bertujuan agar sepeda dapat melaju lebih cepat dan mudah dibawa-bawa, sedangkan sifat fleksibel bertujuan untuk mengurangi getaran sepeda. Selain itu Superlight Titanium tidak berkarat sehingga lebih tahan lama. Material ini digunakan untuk bagian segitiga belakang, garpu depan, dan penahan lumpur.
Kekuatan kompetitif dari sepeda Brompton terdapat pada desain yang sederhana tetapi elegan yang memiliki 3 lipatan. Kerangka sepeda Brompton memiliki lekungan yang sama. Adapun komponen dari rangka tersebut terdiri dari tabung utama yang berengsel, poros belakang yang bisa diputar, garpu depan dan handle-bar yang berengsel. Selanjutnya untuk ukuran roda berdiameter 16 dengan pelek berukuran 13,7 inci. Selain itu desain sepeda Brompton sangat minimalis sehingga mudah dibawa. Hal ini terlihat Ketika sepeda dilipat memiliki Panjang sekitar 56.5 cm, Tinggi sekitar 58,5 cm dan lebar sekitar 27 cm.
3Sixty
3Sixty |
|
Raw Material |
Chromoly |
Competitive Advantages |
Desain 3 lipatan |
Ukuran yang minimalis saat dilipat |
Bahan baku utama sepeda lipat 3Sixty adalah Chromoly. Hakikatnya, Chromoly adalah bahan campuran antara Chromium Alloy Steel dan Molybdenum. Chromium Alloy Steel memiliki sifat kuat dan Molybdenum memiliki sifat kuat serta tahan panas. Hal ini menjadikan Chromoly sebagai bahan yang tahan karat, kuat dan tahan panas. Untuk desain, 3Sixty memiliki desain seperti Brompton yaitu dengan 3 lipatan sehingga lebih minimalis. Walaupun begitu, ada sedikit perbedaan seperti wheel base 3Sixty lebih lebar 1cm dan las-lasan yang lebih tipis.
Segmentation, Marketing Mix dan Strategy
Berikut gambaran segmentasi, Marketing Mix dan strategi dari sepeda lipat Polygon, Brompton dan 3Sixty:
Polygon |
Brompton |
3Sixty |
||
Segmentation |
Usia |
15-35 tahun |
15-35 tahun |
15-35 tahun |
Seks |
Laki-laki |
Laki-laki |
Laki-laki |
|
Perempuan |
Perempuan |
Perempuan |
||
Geografi |
Perkotaan |
Perkotaan |
Perkotaan |
|
Social Class |
Middle Class |
Upper Class |
Middle Class |
|
Lifestyle |
Hidup Sehat Mengikuti Trend |
Hidup Sehat Mengikuti Trend |
Hidup Sehat Mengikuti Trend |
|
Hedonisme |
||||
Marketing Mix |
Product |
Urbano 5 |
Brompton Superlight |
S6 Folding Bike |
Urbano 3 |
Brompton B75 |
M3 Folding Bike |
||
Brompton |
||||
Price |
4 – 5,5 juta |
30 – 80 juta |
7 – 15 juta |
|
Place |
Indonesia |
Inggris |
China |
|
500 outlet di 33 negara |
Ekspor ke berbagai negara 1450 outlet di dunia |
Ekspor ke berbagai negara |
||
Promotion |
Social Media |
Social Media |
Social Media |
|
Website |
Website |
Website |
||
Community Marketing |
Word of Mouth |
|||
Generic Strategy |
Cost Leadership |
Differentiation |
Cost Leadership |
Segmentation
Menurut Ferrel, Hirt, Ferrel (2020) segmentasi pasar adalah kumpulan individua tau kelompok yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang memiliki kebutuhan atau keinginan produk yang relatif sama. Segmentasi pasar dapat ditentukan dengan beberapa variable seperti demografi, geografi, psikografi dan kebiasaan. Segmentasi untuk konsumen sepeda pada umumnya adalah semua individu baik laki-laki atau perempuan yang dapat menggunakan sepeda. Untuk sepeda lipat, terdapat segmentasi tambahan yaitu masyarakat perkotaan. Hal ini dikarenakan medan yang digunakan adalah jalan biasa yang tidak ekstrim. Selain itu sifat dari sepeda lipat yang praktis, tidak membutuhkan banyak ruang dan ringan sehingga mudah dibawa kemana saja dan dapat dengan mudah dimasukan ke dalam kendaraan.
Selanjutnya berkaitan dengan status sosial atau social class, untuk Polygon dan 3Sixty adalah kelas menengah, sedangkan Brompton adalah kelas atas. Hal ini ditentukan berdasarkan harga produk. Berkaitan dengan gaya hidup konsumen dari ketiga produk sepeda lipat ini adalah individu yang peduli akan hidup sehat dalam bentuk olahraga dan tetap mengikuti trend. Khusus segmentasi produk Brompton adalah masyarakat yang cenderung memiliki karakteristik hedonism, yaitu yang rela menukarkan suatu produk dengan harga yang tinggi untuk mendapatkan prestice tersendiri.
Product
Untuk sepeda lipat, Polygon memiliki dua tipe yaitu Urbano 5 dan juga Urbano 3. Begitu juga dengan 3Sixty yang hanya memiliki 2 tipe yaitu tipe S6 dan M3. Sedangkan Brompton memiliki 3 jenis sepeda lipat yaitu, Brompton Superlight, Brompton dan Brompton B75. Untuk tipe pada Brompton Superlight dan Brompton berkaitan dengan susunan komponen yang kita pilih yang terdiri dari handlebars, gearing, dan mud guard. Terdapat 4 tipe handlebars atau stang yaitu tipe S yang berarti sport atau short, tipe M untuk medium, tipe H untuk high dan tipe P yaitu jenis stang yang memiliki bentuk seperti kupu-kupu.
Sumber: Sepeda.Me
Selanjutnya untuk tipe gear atau gigi terdapat 4 tipe yaitu 1 speed, 2 speed, 3 speed, dan 6 speed. Tipe 1 speed untuk karakter sepeda santai yang digunakan pada jalanan datar dan tidak memerlukan kecepatan. Tipe 2 speed biasanya adalah tipe yang ideal, karena dapat digunkan untuk jalan datar dan jalan menanjak. Tipe 3 speed adalah system penggerak klasik pada sepeda lipat Brompton, satu gear untuk jalanan datar, satu gear untuk tanjakan dan satu gear untuk balap. Yang terakhir adalah tipe 6 speed. Tipe 6 speed memiliki system penggerak yang paling multi fungsi, sepeda ini cocok digunakan untuk semua medan, terutama area tanjakan yang curam dan orang yang senang berpetualang.
Sumber: Sepeda.Me
Yang terakhir adalah tipe mud guard. Mud Guard adalah penahan lumpur pada roda sepeda yang bermanfaat untuk menambah kenyamanan bersepeda, terutama pada area yang basah dan sering terjadi hujan. Brompton memiliki 3 tipe mud guard. Tipe E yang tidak ada mud guard sehingga tidak cocok untuk daerah yang becek. Tipe L yang memiliki mud guard pada roda depan dan roda belakang serta tambahan roda kecil di roda belakang untuk mempermudah menarik sepeda saat dilipat. Dan yang terakhir tipe R yang memiliki mud guard pada roda depan dan roda belakang serta memiliki rak di bagian belakang yang berguna untuk membawa barang.
Sumber: Sepeda.Me
Dari penjelasan diatas, kita dapat memilih tipe sepeda lipat Brompton yang kita inginkan sesuai dengan kebutuhan kita. Contoh M6R, S6L, H6L, M3L dan lain-lain.
Price
Price atau harga adalah nilai tukar yang ditentukan untuk suatu barang. Dari ketiga produk sepeda lipat ini, Polygon memiliki harga yang paling terjangkau, hal ini dpengaruhi beberapa faktor. Faktor utama adalah bahan baku sepeda dan juga tempat produksi yang mempengaruhi upah tenaga kerja dan distribusi produk. Karena Polygon adalah produk lokal, Polygon tidak terkena biaya kirim atau ekpor dan juga biaya bea cukai. 3Sixty memiliki harga yang sedikit lebih tinggi daripada Polygon, karena faktor biaya ekpor atau kirim dan biaya bea cukai. Brompton memiliki harga yang sangat tinggi dibanding Polygon dan 3 Sixty. Hal ini terjadi karena bahan baku yang digunakan Brompton berbeda dan lebih mahal. Selain itu Brompton dibuat di Inggris yang memiliki upah karyawan yang jauh lebih mahal daripada Indonesia dan China, dan Brompton adalah sepeda lipat hand made yang mengharuskan Brompton merekrut sumber daya manusia yang berketerampilan jauh lebih tinggi. Hal ini menjadikan Brompton memiliki harga diatas produk lain. Bila kita lihat pada website Brompton harga sepeda lipat kisaran £850 – £3020, yang berarti harga asli sepeda Brompton hanya 16-60 juta di negara aslinya. Jadi yang membuat sepeda ini memiliki harga dua kali lipat setelah sampai di Indonesia adalah biaya kirim, asuransi, bea cukai dan pajak.
Place
Place atau distribution menggambarkan dimana dan bagaimana kita dapat mendapatkan suatu barang yang kita butuhkan atau inginkan. Sepeda Polygon dapat mudah kita temukan di Indonesia, karena Polygon merupakan produk lokal asli Indonesia yang mempunyai banyak outlet yang telah tersebar di berbagai kota di Indonesia. Selain itu outlet Polygon juga telah tersebar di 33 negara di dunia. Brompton telah memiliki 1450 outlet yang tersebar di berbagai negara. Tetapi outlet Brompton belum ada di Indonesia, sehingga untuk mendapatkan produk Brompton bukanlah hal yang mudah. Untuk mendapatkannya dapat melalui reseller ataupun marketplace, begitu pula halnya dengan produk 3Sixty.
Promotion
Promotion atau promosi adalah upaya untuk memberitahukan dan menawarkan produk atau jasa dengan tujuan agar calon konsumen tertarik dan membeli produk tersebut. Ketika produk ini menggunakan website dan social media seperti instagram, twitter dan facebook dalam promosinya. Polygon menggunakan Community Marketing. Community Marketing adalah strategi pemasaran dengan cara berinteraksi dengan komunitas tertentu yang memiliki kegemaran yang sama.
Polygon sudah lama menggunakan strategi ini. Beberapa program yang dilakukan dalam strategi ini adalah activation community dan consumer promo. Contoh kegiatan dalam activation community adalah diadakannya kegiatan test ride, aktif dalam acara car free day ataupun acara khusus seperti Gowes to Bromo. Dalam acara car free day Polygon juga sering mengadakan Polygon Hotspot. Polygon Hotspot adalah stand Polygon dengan kegiatan edukasi sepeda, games, service sepeda gratis dan juga periksa gratis. Untuk program consumer promo, Polygon memberikan berbagai paket promo dan cicilan yang menarik.
Brompton dalam pemasarannya menggunakan strategi Word of Mouth di kalangan pesepeda. Hal ini terjadi karena konsumen yang telah membeli produk Brompton merasa sangat puas sehingga merekomendasikan produk ini ke orang lain atau temannya. Dalam hal ini, komunitas menjadi sasaran terbesar Brompton. Berdasarkan Tempo.id Will Butler selaku CEO Brompton menyatakan bahwa “Daripada kami menghabiskan sana 250 ribu poundsterling untuk biaya iklan, lebih baik kami gunakan untuk riset membuat sepeda yang lebih baik dan lebih ringan”. Hal ini meunujukkan bahwa Brompton sangat fokus pada kualitas produknya.
Generic Strategy
Generic Strategy atau Strategi Generik merupakan suatu strategi bersaing yang memiliki tujuan untuk menemukan daya saing suatu produk sehingga menjadikan posisi produk tersebut menguntungkan, dapat bertahan dan berkelanjutan atau sustainable. Jones dan George (2020) mengatakan bahwa, strategi generic dapat dibentuk dengan empat cara yaitu peningkatan kualitas, peningkatan inovasi, peningkatan efisiensi dan peningkatan responsive terhadap konsumen.Menurut Porter, terdapat 3 strategi generik yaitu:
1. Cost Leadership :Strategi yang menggunakan harga terendah dalam suatu persaingan sebagai keunggulan kompetitif.
2. Differentiation: Strategi yang menggunakan diferensiasi produk (ciri khas produk) dalam suatu persaingan sebagai keunggulan kompetitif.
3. Fokus: Strategi bersaing dalam segmen yang lebih sempit dengan jumlah konsumen yang relative lebih sedikit. Strategi ini biasa disebut dengan niche market.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa Polygon menggunakan strategi Cost Leadership. Hal ini terlihat dari harga yang ditawarkan Polygon lebih rendah dari produk lain. Brompton menggunakan strategi Differentiation yang mana mengutamakan akan kualitas dan ciri khas produk, sehingga produk yang dihasilkan berbeda dari produk competitor dan memiliki nilai yang lebih. Selanjutnya adalah sepeda lipat 3Sixty. Walaupun sepeda lipat ini memiliki harga yang lebih tinggi daripada Polygon, tetapi strategi yang digunakan sama, yaitu strategi Cost Leadership. Hal ini terlihat dari desain dan bahan yang digunakan 3Sixty seperti Brompton, tetapi memiliki harga yang jauh lebih murah. Yang mana harga sepeda Brompton dapat berkali-kali lipat dari sepeda 3Sixty. Jadi disini sepeda 3Sixty menawarkan produk yang hampir seperti Brompton dengan harga yang jauh lebih rendah.
Best Practice
Berdasarkan penjelasan diatas, sebenarnya Polygon sebagai produk lokal, memiliki potensi yang sangat besar untuk mengalahkan produk impor seperti Brompton dan 3Sixty. Polygon dapat membuat produk setara Brompton dengan harga seperti 3Sixty atau bahkan lebih rendah. Hal ini terjadi karena dalam penjualannya Polygon tidak perlu menambahkan biaya impor, bea cukai dan lain-lain. Selain itu di Indonesia memiliki biaya Sumber Daya Manusia yang jauh lebih rendah daripada Inggris, tempat diproduksinya Brompton yang menjadikan Brompton memiliki harga yang sangat tinggi dari sepeda lipat lain. Dalam aspek pemasaran Polygon juga sudah cukup unggul karena dikenal banyak komunitas sepeda.
Sebaiknya, Polygon mempelajari operasional produksi Brompton seperti desain, bahan baku dan juga proses pengerjaan handmade. Selain itu penjualan dengan cara tipe sepeda yang menyesuaikan kebutuhan konsumen juga perlu ditiru untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Apabila strategi ini digunakan, maka tingkat penjualan dan eksistensi Polygon akan meningkat dan menjadikan produk lokal sebagai primadona dalam sepeda lipat.
Oleh: Selma Ferena
Artikel ini telah di cek antiplagiarism via website https://www.duplichecker.com/
Referensi
Ferrell, O.C, Hint, G.A & Ferell Linda. 2020. Business Foundations – A Changing World. 12th Edition, New York: McGraw-Hill
http://www.3sixtybike.com/about-us/
https://arismadata.com/solidworks/blog/2020/07/desain-sepeda-brompton-dibuat-dengan-solidworks/
https://bisnis.tempo.co/amp/1223323/ceo-brompton-buka-bukaan-soal-strategi-unik-marketingnya
https://blog.roomme.id/lifestyle/spesifikasi-sepeda-brompton/?amp
https://id.gadget-info.com/difference-between-pvt-ltd#:~:text=Perbedaan%20antara%20perusahaan%20publik%20dan,dipegang%20secara%20pribadi%20oleh%20anggota.
https://m.brilio.net/amp/wow/8-kelebihan-dan-kekurangan-sepeda-lipat-yang-harus-kamu-ketahui-200612t.html
https://m.bukalapak.com/amp/review/sports/material-frame-sepeda-112977
https://mix.co.id/headline/tiga-strategi-polygon-hadapi-bisnis-gowes-yang-melamban/
https://www.polygonbikes.com/id
https://www-sepeda-me.cdn.ampproject.org/v/s/www.sepeda.me/sepeda/jangan-salah-memilih-sepeda-lipat-brompton.html?amp&usqp=mq331AQTKAFQApgB3vOE2YvlrJbQAbABIA%3D%3D&_js_v=a6&_gsa=1#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&csi=0&share=https%3A%2F%2Fwww.sepeda.me%2Fsepeda%2Fjangan-salah-memilih-sepeda-lipat-brompton.html
Jones, G.R & George, JM. 2020. Contempory Management.11th Edition, New York: McGraw Hill
Rustablim, Thoyib & Zain. 2013.Pengaruh Strategi Generik terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Bank Umum). Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 11 No. 1
0 Comments