Gerobak yang Dapat Menyelamatkan Karyawan Geprek Bensu

Pandemi COVID-19 membuat banyak perusahaan melakukan PHK terhadap karyawannya untuk menyelamatkan kondisi keuangan perusahaan masing-masing. Seperti data yang disajikan oleh Republika, data pekerja yang telah di PHK kurang lebih seperti dalam infografis berikut ini:

Diantara 39 ribu perusahaan yang terkena dampak COVID-19, salah satunya adalah restoran penjual ayam geprek, yaitu Geprek Bensu. Geprek Bensu sempat mengalami kenaikan penjualan yang cukup baik di tahun 2019, dan oleh karena itu jumlah outlet dan karyawannya terus meningkat hingga mencapai 6.500 orang karyawan. Namun, untuk mempertahankan kondisi keuangan perusahaannya, Geprek Bensu terpaksa harus melakukan penutupan di beberapa outlet dan melakukan PHK sebanyak 2.500 karyawannya.

Artis ternama di Indonesia, Ruben Onsu, mendirikan bisnis waralaba ayam geprek siap saji yang bernama Geprek Bensu pada tanggal 17 April 2017. Ruben Onsu dikenal sebagai artis, pembawa acara, pebisnis dan juga CEO PT Geprek Bensu Indonesia.

Ide awal Geprek Bensu dibuat dikarenakan ayam adalah salah satu makanan yang disukai oleh masyarakat Indonesia, sehingga Ruben ingin menjadikan ini tantangan untuk melakukan inovasi untuk memberikan opsi baru untuk masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi makanan ayam.

Geprek Bensu ini menghadirkan makanan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat yaitu dimulai dengan harga Rp. 5000 sampai Rp. 25.000. Adapun menu andalan Geprek Bensu adalah Geprek Bensu Original, Geprek Bensu Sambal Embe, Geprek Bensu Leleh (Keju Mozarella dengan telur), dan Geprek Bensu Telur Asin, selain pilihan ayam, Geprek Bensu memberikan pilihan terhadap sambal dan menu khas dari daerah di Indonesia antara lain Geprek Bensu nasi rebon, sambal teri, nasi rendang, oseng mercon, tutug oncom.

Geprek Bensu saat ini adalah bisnis yang besar, yang memiliki karyawan yang berjumlah ribuan lebih. Bisnis Geprek Bensu sangat terdampak akibat Covid-19. Menurut Ruben hal ini yang paling sedih dalam perjalanan hidupnya, di luar pemikiran, tidak ada persiapan, jadi semuanya berubah drastis dan ia harus mengambil tindakan.

Dikarenakan pandemi Covid-19, karyawan Geprek Bensu harus dirumahkan sebanyak kurang lebih 2.500 orang yang bergantung hidup kepada bisnisnya Ruben. Menurut Ruben, dari 6.500 karyawan yang saya bisa selamatkan hanya 4.000. Ketika mereka kemarin-kemarin tidak dirumahkan, keuangannya terdesak sehingga tidak dapat lagi menyelamatkan karyawan-karyawannya. Manajemen tidak sanggup menggaji karyawan selama beberapa bulan kedepan. Untuk itu, keputusan melakukan PHK harus diambil, namun dengan memberikan pesangon berupa satu kali gaji dan pemberian THR di muka. Hal ini tidak lain dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan secara general.

Pada tahun 2019, gerai geprek bensu tergolong sangat banyak, yaitu sebanyak 120 gerai yang didirikan di beberapa daerah di Indonesia, bahkan ada beberapa gerai yang membuka cabang diluar negeri, yaitu di Hongkong, Taiwan, dan di Amsterdam. Lalu ada juga gerai yang menggunakan sistem kemitraan atau franchise, kurang lebih sebanyak 60 gerai.

Geprek Bensu sangat dipengaruhi oleh harga bahan bakunya, seperti harga cabai dan harga ayam segar. Karena harga kedua bahan baku tersebut fluktuatif, maka secara tidak langsung terjadi peningkatan dalam biaya produksi.

Strategi membuka gerai – gerai baru digunakan oleh Geprek Bensu untuk menekan harga agar tidak naik, namun meningkatkan volume penjualan. Lokasi yang strategis sangat menentukan volume penjualan, sehingga harus dipikirkan secara matang. Ruben mengkalkulasi, jika dalam tiga bulan pertama gerai tidak memperoleh omset 50% dari modal, maka perlu strategi pemasaran yang lebih untuk menggenjot penjualan.

Pada saat covid-19 melanda indonesia dan penerapan PSBB yang diberlakukan di beberapa tempat seperti mall mengakibatkan banyaknya gerai geprek bensu yang tutup dan mengakibatkan terganggunya cash flow perusahaan; karena diawal perusahaan tidak ingin menaikkan harga sedangkan berkembangnya bisnis kuliner ini banyak bergantung kepada pasokan harga cabai, ayam, pembukaan cabang baru, dan promosi dari artis untuk meramaikan gerai. Bagaimanapun juga ini merupakan bisnis kuliner dan kami melihat dengan banyaknya gerai geprek bensu sangat kesulitan dalam mengelola gerai dan banyaknya cost dalam promosi-promosi gerai yang sepi dengan diisi oleh para artis ibukota. 

Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Ferrel, dkk., untuk mengelola manajemen sumber daya di suatu perusahaan, diperlukan beberapa pendekatan. Diantaranya penentuan  analisis pekerjaan, deskripsi pekerjaan, dan spesifikasi pekerjaannya. Setelah penentuan analisis pekerjaan, manajemen perlu menentukan karakteristik penilaian untuk keperluan bonus karyawan. Dari teori tersebut, kami menyarankan Geprek Bensu untuk mengambil langkah-langkah sesuai yang disampaikan oleh Ferrel, dkk. sebelum melakukan PHK terhadap karyawannya.