300 Patung Tanah Liat Priode Neolitik Ditemukan


Patung tanah liat yang ditemukan tidak hanya sebagai seni estetika, tetapi mencerminkan budaya masyarakat dan identitas. Arkeolog dari University of Southampton mempelajari situs Neolitik di Yunani, mereka menemukan lebih dari 300 patung tanah liat.
300 Patung Tanah Liat Ditemukan Di YunaniArkeolog dari University of Southampton mempelajari situs Neolitik arkeologi di pusat Yunani setelah menggali lebih dari 300 patung-patung tanah liat, yang dirilis pada situs University of Southampton, edisi 7 January 2013 via Alphagalileo. Tim Southampton bekerja sama dengan Dinas Purbakala Yunani dan British School di Athena, mempelajari situs Koutroulou Magoula dekat desa Yunani, Neo Monastiri sekitar 160 mil dari Athena.
Koutroulou Magoula diyakini berkembang selama periode Neolitik Tengah antara tahun 5800 hingga 5300 SM dengan komunitas beberapa ratus orang yang membuat rumah-rumah arsitektur canggih dari batu dan bata lumpur. Patung tanah liat yang ditemukan di seluruh situs dan beberapa lainnya yang terletak di dinding, hal ini diyakini bertujuan agar patung-patung itu tidak hanya sebagai seni estetika, tetapi juga untuk menyampaikan dan mencerminkan ide-ide tentang budaya, masyarakat dan identitas.
Menurut Profesor Yannis Hamilakis, Co-Direktur Arkeologi Magoula Koutroulou dan proyek Ethnography Arkeologi, bahwa patung tanah liat biasanya menggambarkan bentuk perempuan, tidak hanya segi kuantitas tetapi juga cukup beragam. Patung wanita dan non-gender telah ditemukan dan beberapa diantaranta menggambarkan sosok manusia-burung (hibrida). Peneliti masih terus meneliti dan mempelajari patung tanah liat tersebut, temuan itu mampu memberi sejumlah informasi tentang bagaimana orang menafsirkan tubuh manusia Neolitik, jenis kelamin dan identitas sosial serta pengalaman.
Penggalian di Koutroulou Magoula dimulai pada tahun 2001 oleh Dr Nina Kyparissi dan proyek terakhir dimulai pada tahun 2010. Situs ini kira-kira empat kali luas lapangan sepak bola dan terdiri dari gundukan setinggi 18 meter yang menampilkan tiga teras yang dikelilingi parit. Orang-orang yang tinggal di pemukiman tampaknya telah membangun kembali rumah mereka dengan jejak gedung yang sama, dan ada juga bukti bahwa beberapa rumah memiliki konstruksi yang tidak biasa.
Jenis rumah biasanya memiliki fondasi batu dan bata di atasnya, namun penyelidikan di Koutroulou Magoula telah menemukan beberapa diantaranya telah diawetkan dengan dinding batu setinggi satu meter. Hal ini menunjukkan bahwa dinding tersebut mungkin telah dibangun dari batu keseluruhannya, sesuatu yang tidak khas pada periode itu.
Abad berikutnya, bukit pemukiman menjadi tempat yang penting. Sebagai contoh pada akhir Zaman Perunggu, sebuah ‘Tholos’ atau makam berbentuk sarang lebah dibangun di abad pertengahan (sekitar abad 12-13 Masehi), setidaknya seorang wanita muda dimakamkan di antara rumah Neolitik.Selain penggalian patung tanah liat, proyek ini melakukan etnografi antara masyarakat lokal, menjelajahi adat dan budaya dan hubungan mereka pada situs tersebut. Mereka terlibat dalam serangkaian kegiatan masyarakat dan arkeologi publik, termasuk produksi dan lokasi pementasan pertunjukan teater, yang berubah menjadi perayaan komunal dengan makanan, minuman dan tari.
Pemukiman itu dihuni petani yang terus menternakkan hewan domestik, menggunakan batu obsidian dan memiliki hubungan dengan permukiman di daerah terdekat. Pembangunan bagian pemukiman menunjukkan bahwa mereka bekerja secara komunal, misalnya dalam membangun parit konsentris di sekitar rumah mereka. Hingga saat ini tidak ada bukti adanya otoritas pusat, belum banyak orang yang bisa datang bersama-sama dan melaksanakan proyek komunal dan mungkin secara sosial sangat mendatangkan keuntungan yang besar.
Membahas sejarah dunia termasuk diantaranya arkeologi, kebudayaan, manusia masa lalu, kajian sistematis bukti benda yang ditinggalkan meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak, ekofak maupun fitur atau artefaktual / situs arkeologi.