7 Tanda Terkena Darah Tinggi yang Bisa Berujung Pada Kematian


Salah satu hal yang paling mengerikan dari tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah mengalaminya tanpa anda sadari sama sekali. Hal ini karena kondisi medis yang satu ini seringkali datang tanpa adanya gejala.
Faktanya, hampir sepertiga orang yang terkena tekanan darah tinggi tidak mengetahuinya sama sekali, sampai akhirnya kondisi mereka sampai pada titik kritis atau bahkan komplikasi yang mengancam nyawa.
Sehingga penting bagi anda untuk selalu mengecek tekanan darah dari waktu ke waktu ke puskesmas terdekat, terlebih jika anda pernah terkena dan seringkali beresiko mengalaminya.
Adapun beberapa jenis tanda atau gejala jika tekanan darah anda sudah pada tahap kritis atau parah sudah kami paparkan di bawah ini secara lengkap.
Sakit Kepala Parah
Jika anda mengalami sakit kepala yang parah terkait tekanan darah tinggi, itu artinya kondisi hipertensi anda sudah memasuki tahap kritis dan harus segera mendapatkan perawatan medis. Kemungkinan besar tekanan darah anda telah sampai pada nilai 180/120 mmHg atau bahkan lebih tinggi.
Bagi anda yang belum tahu, tekanan darah normal harus menunjukkan angka 140/90 mmHg, dan akan disebut hipertensi ringan atau sedang jika nilainya lebih daripada itu. Pada titik ini, biasanya kondisi tersebut tidak akan membuat anda mengalami sakit kepala atau gejala lainnya.
Seseorang baru disebutkan mengalami hipertensi kritis jika tekanan darahnya sudah mencapai 180/120 mmHg atau lebih. Pada tahap inilah anda harus segera dilarikan ke dokter atau rumah sakit karena berpotensi mengalami serangan jantung dan stroke.
Angka 180/120 mmHg bisa membentuk tekanan di tengkorak akibat tekanan darah anda yang tiba-tiba melonjak drastis ke tingkat kritis. Sakit kepala yang ditimbulkannya tidak terasa seperti jenis migrain atau sakit kepala pada umumnya, sehingga obat bebas OTC termasuk aspirin tidak akan membantu sama sekali.
Menurut sebuah makalah dari Iranian Journal of Neurology menyebutkan bahwa sakit kepala akibat tekanan darah tinggi biasanya terjadi pada kedua sisi kepala. Nyeri yang dihasilkannya cenderung terasa berdenyut dan seringkali bertambah parah ketika anda melakukan aktivitas fisik.
Mimisan
Mimisan atau keluarnya darah melalui hidung juga bisa terjadi akibat hipertensi yang sudah memasuki tahap kritis. Semakin tinggi tekanan darah anda, maka semakin tinggi pula resiko anda mengalami tanda yang satu ini.
Menurut American Heart Association sendiri menyebutkan bahwa mimisan akibat krisis hipertensi (peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba dan cepat) juga bisa disertai dengan gejala lainnya termasuk sakit kepala parah, sesak nafas, dan kecemasan.
Sebagai bagian dari pertolongan pertama, duduklah dengan tenang dan tekan dengan kuat bagian lembut dari hidung anda, tepat di atas lubang hidung setidaknya selama 10 hingga 15 menit.
Condongkan tubuh anda ke depan dan bernafaslah melalui mulut. Cara ini akan mengalirkan darah ke hidung dan bukan ke bagian belakang tenggorokan anda.
Gangguan Penglihatan
Tidak hanya menyerang jantung dan kepala, hipertensi juga ternyata bisa sampai hingga indera penglihatan anda. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan halus yang memasok darah ke mata. Jika tidak segera mendapatkan perawatan, maka berpotensi menyebabkan kerusakan retina (retinopati).
Kerusakan jaringan sensitif cahaya di bagian belakang mata (retina) juga bisa membuat anda mengalami pendarahan di sana. Alhasil, anda pun akan mengalami penglihatan kabur atau bahkan kebutaan secara total dan permanen.
Dikenal pula dengan sebutan retinopati hipertensi, sebelum anda terkena kebutaan, terdapat beberapa tanda dan gejala yang mendasarinya, seperti berkurangnya daya penglihatan, pembengkakan mata, pecahnya pembuluh darah mata, dan penglihatan ganda yang disertai dengan sakit kepala.
Nyeri Dada
Tekanan darah tinggi dapat merusak arteri anda dengan membuatnya menjadi kurang elastis, sehingga menurunkan aliran darah dan oksigen ke jantung. Kondisi inilah yang akan berujung pada penyakit jantung yang mematikan. Angina atau nyeri dada bisa menjadi bagian dari tanda awal ancaman tersebut.
Angina akan membuat anda merasa seperti adanya tekanan di dada. Ketidaknyamanan pun akan sampai pada bahu, lengan, leher, rahang, atau punggung anda. Tetapi pada beberapa kasus lainnya, rasa sakitnya pun mirip seperti gangguan pencernaan.
Tekanan darah tinggi akan membuat jantung anda bekerja lebih keras sehingga dapat merusak lapisan arteri di tubuh. Bahkan jika anda sudah menderita angina sebelumnya, hipertensi bisa memperburuk gejala dan meningkatkan resiko serangan jantung yang mematikan.
Sulit Bernafas
Jika anda selalu mengalami sesak nafas setelah melakukan aktivitas sehari-sehari – seperti menaiki tangga misalnya – maka itu bisa menjadi tanda awal dari hipertensi pulmonal.
Layaknya hipertensi sistemik yang dapat membuat jantung anda bekerja lebih keras, hipertensi pulmonal pun bisa terjadi akibat adanya penyempitan dan penebalan arteri di paru-paru sehingga memperlambat aliran darah melalui arteri pulmonalis ke paru-paru anda.
Terdapat sebuah bentuk lain dari hipertensi pulmonal yang disebut sebagai “hipertensi arteri pulmonal (HAP)” yang ditandai dengan pembuluh darah di paru-paru menjadi menyempit, tersumbat, atau bahkan hancur.
Parahnya, belum ada obat yang efektif dalam mengatasi HAP. Bahkan menurut Alessandro Maresta. M.D., seorang wakil presiden dan Kepala Urusan Medis Global dari Actelion Pharmaceuticals mengatakan bahwa kelangsungan hidup rata-rata dari penderita HAP hanya mampu bertahan antara 7 hingga 10 tahun.
Sebagian kecil orang mampu hidup dengan rasa sakit hingga 20 tahun lamanya, sementara sisanya lagi hanya bertahan sampai 2,5 tahun saja setelah didiagnosis.
Detak Jantung tak Beraturan
Beberapa jenis penyakit jantung – seperti tekanan darah tinggi – merupakan faktor resiko dari fibrilasi atrium, yang termasuk ke dalam aritmia. Jaringan parut atau jaringan abnormal juga dapat menyebabkan bradikardia (detak jantung lambat) atau takikardia (detak jantung cepat) karena adanya gangguan pada sistem kelistrikan di area jantung.
Meskipun fibrilasi atrium memang memberikan sensasi aneh dan menakutkan, tetapi serangannya tersebut cenderung tidak memiliki konsekuensi yang berbahaya tanpa adanya gangguan lain. Akan tetapi bahaya muncul ketika resiko stroke yang menjadi meningkat drastis.
Idealnya, untuk mengatasi masalah yang satu ini, maka detak jantung dan ritme anda haruslah disetel ulang ke tingkat normal. Dokter anda mungkin akan menanganinya dengan cara menjalankan sebuah prosedur yang disebut dengan kardioversi, tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan berapa lama anda telah mengalaminya.
Darah Pada Urin
Hematuria cenderung lebih sering terjadi pada individu yang memiliki gangguan ginjal dan tekanan darah tinggi. Diperkirakan pecahnya kista atau pembuluh darah kecil di sekitar kista adalah penyebabnya, bersama dengan kemungkinan lainnya berupa infeksi ginjal, infeksi kandung kemih, dan batu ginjal.
Setiap darah yang keluar melalui proses urinitas (buang air kecil) bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang sangat serius, meskipun hanya terjadi satu waktu saja. Mengabaikannya begitu saja malah akan memperburuk kondisi serius seperti kanker dan penyakit ginjal, sehingga anda harus segera berkonsultasi dengan dokter secepatnya.